I. PENDAHULUAN
Dengan
ditemukannya mesin uap oleh James Watt di Inggeris menandai dimulainya revolusi
di Inggeris pada abad 18. Sejak itu, pembagian kerja internasional mulai di
kenal. Teori ini membagi negara – negara di dunia menjadi dua bagian besar
yaitu negara industri maju dan negara yang tingkat industri belum berkembang. Selanjutnya
semenjak perang dunia II, perdagangan internasional mulai berkembang terutama
setalah disepakatinya GATT (General
Agreemen on Tariff and Trade) dan setelah itu diberlakukannya perdangan
internasional WTO.
Dengan
perdagangan internasional terjadi pembagian kerja dunia, negara – negara maju
sebagai negara yang memproduksi produk industri sedangkan negara berkembang
berperan sebagai negara pemasok bahan baku untuk industri negara maju.
Sebenarnya perdagangan internasional sudah berabad – abad dipraktekan namun belum
diorganisir dengan baik, namun semenjak disepakatinya perdaganga internasional dalam
WTO menyebabkan semakin terbukanya system perdagangan dan investasi asing baik
dalam industry barang maupun jasa. Impilikasi lain dari perdangan internasional
ditandai dengan semakin berkembanganny perusahaan multinasional atau MNC (Multi Nasional Company) diberbagai
bidang (manufacture, transportasi, telkomonikasi, food processing, jasa, energy
dll).
Globalisasi
perdagangan merupakan peluang dan sekaligus tantangan dalam mengembangkan usaha
dan pemasaran bagi perusahaan yang mampu berdaya saing yang mana tidak ada lagi
hambatan, namun juga akan menjadi tantangan bagi perusahaan atau negara yang
tidak mempunyai daya saing. Bebagai perusahaan multy company mengembagkan sayap
kenegara – negara lain, selain itu membuat variansi – variansi dalam produknya
atau pun pelayanan serta manajemen perusahaan. Perdagangan global menuntut
perusahaan agar mampu berasing tidak hanya terpaku pada keunggulan komparativ
saja tapi harus mengedepankan keunggulan kompetitif. Mengingat hal tersebut
perlu dilakukan analisis manajemen strategi bisnis pada perusahaan multy
nasional company. Salah satu perusahaan multy nasional company adalah Royal Dutch Shell plc, yang bergerak dibidang energy yang patut dilihat
proses manajemen perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
II. PROFIL SHELL
Royal
Dutch Shell plc. merupakan sebuah perusahaan energi utama dunia. Shell termasuk
empat perusahaan swasta minyak dan gas terbesar di dunia bersama dengan British
Petroleum, Exxon Mobil, dan Total. Shell merupakan suatu perusahaan swasta yang
berkedudukan di Belanda yang memproduksi minyak pelumas untuk otomotif dan
manufaktur. Kantor Shell juga tercatat di London United Kingdom dan merupakan
termasuk perusahaan minyak dan gas kedua di dunia. Shell telah berkiprah di berbagai negara di
belahan dunia.
Shell
merupakan perusahaan yang bergerak pada kegiatan hulu (upstream) dan hilir (dwonstrem)
minyak dan gas alam. Pada kegiatan upstream
adalah pengalian minyak mentah, gas alam, trasportasi cairan dan gas. Sedangkan
pada kegiatan downstream adalah bergerak pada bidangdistribusi dan pemasaran
produk minyak dan zat kimia.
Di Indonesia Shell sudah beroperasi, yaitu ditandai dengan pengeboran sumur
minyak pertama di Indonesia dimulai tahun 1885 dengan perusahaan yang dibentuk
untuk mengambil dan mengolahnya adalah Royal Dutch atau Shell Group yang
kemudian menjadi produsen minyak utama di Indonesia hingga Perang Dunia II.
Saat ini pun Shell masih merupakan perusahaan dengan kapasitas penyulingan
terbesar di dunia dengan 4.230.000 barrel per hari. Setelah masuknya Caltex dan
Stanvac, ketiga perusahaan ini menjadikan Indonesia negara penghasil minyak
terbesar di Timur Jauh dengan produksi 63 juta barel per tahun di tahun 1940.
Bidang
bisnis Shell di Indonesia antara lain perdagangan dalam produk petrokimia, gas,
penjelajahan dan produksi (E&P) dan bisnis SPBU yang baru dimulai semenjak
tahun 2005. Komitmen Royal Dutch Shell sebagai perusahaan berskala
internasional yaitu dengan mengembangkan perusahaan
agar memiliki standar tinggi di dalam aktivitas untuk menciptakan produk
yang berkualitas tinggi sekaligus memberi perhatian besar terhadap lingkungan
sekitar. Perusahaan Shell juga mempunyai dasar dalam membangun prinsip dasar
dan kode etik yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
integritas, dan rasa hormat terhadap orang lain.
III. VISI DAN MISI SHELL
3.1. VISI
Menjadi
perusahan berskala internasional dengan memiliki standar tinggi di dalam
aktivitasnya untuk menciptakan produk yang berkualitas dan sekaligus memberi
perhatian besar pada lingkungan sekitar.
3.2. MISI
1. Menjalankan bisnis dengan
menggunakan Prinsip Bisnis Umum Shell, yaitu Kejujuran,Integritas Tinggi, dan
Rasa Hormat kepada para konsumen.
2. Menjadikan keselamatan sebagai
prioritas utama untuk seluruh proses kegiatan dan karyawannya dengan
menggunakan sistem HSSE (Health, Safety, Security, Environment).
IV. MARKETING MIX
1. Product (Produk)
Di
Indonesia, Shell menjual produknya yang berupa bahan bakar dan minyak pelumas. Jenis
bahan bakar minyak yang dijual di Indonesia yaitu Shell Super yang bernilai
oktan 92 dan Shell Super Extra yang bernilai oktan 95. Sedangkan produk pelumas
yang dijual di Indonesia yaitu Shell Advance dan Shell Helix. Produk bahan
bakar minyak (BBM) Shell memiliki keunggulan, yaitu mampu membersihkan mesinnya karena mengandung zat
aditif. Selain itu, Pelumas Shell juga keunggulannya
telah terbukti dan disenangi konsumen, dimana volume penjualan pelumas
Shell di Indonesia mencapai 7% yang menduduki peringkat ketiga setelah Evalube dan Top1.
2. Price (Harga)
Harga
yang ditawarkan Shell pada produk Bahan Bakar Minyak di Jabodetabek yaitu sebagai
berikut. Shell Super : Rp8.300,- per liter Shell
Super Extra : Rp8.800,- per liter Shell
Solar Diesel : Rp9.100,- per liter harga
tersebut berlaku per tanggal 16 Juni 2011 Harga pelumas Shell Advance dan Shell
Helix di Indonesia yaitu sebagai berikut. Shell Advance : Rp165.000,- per
liter. Shell helix : Rp31.000,-
Rp45.000,- per liter
Harga
produk BBM Shell saat ini jauh lebih murah dibandingkan dengan Pertamina selaku
perusahaan pesaing domestik. Kualitasnya pun bagus karena dapat memelihara mesin
kendaraan. Untuk produk pelumas, meskipun harganya terlihat mahal tetapi hal
tersebut sebanding dengan kualitasnya. Bahkan, pelumas Shell tersebut telah
mampu bekerja sama dengan perusahaan motor Ducati.
3. Promotion
(Promosi)
Shell
tidak melakukan promosi secara terang-terangan, seperti iklan di TV. Iklan
produk Shell hanya diiklankan pada program MTV. Shell melakukan hal tersebut
karena dengan mereka melakukan iklan secara terang-terangan di TV merupakan hal
yang mubazir. Shell lebih menekankan dengan promosi below the line, yaitu dengan mensponsori dan bekerja sama dengan
perkumpulan pecinta mobil tertentu seperti Mazda Club, sponsor pertandingan
Moto GP pada pihak Ducati, atau para mekanik lainnya. Shell bahkan telah membentuk
Shell Mechanic Club yang anggotanya telah mencapai 10 ribu mekanik. Selain itu,
Shell juga sering mengadakan event - event
yang disponsori oleh mereka dan juga memberikan beasiswa kepada para
pelajar di Indonesia.
4.
Place
(Tempat/ Distribusi)
Shell
menempatkan penjualan produk BBM mereka pada SPBU yang telah banyak tersebar di
Indonesia. Sampai saat ini, Shell telah memiliki 40 SPBU yang tersebar
diwilayah Jabodetabek. Untuk produk pelumas, Shell menempatkan penjualan produk
tersebut di SPBU tersebut atau juga bisa didapat di bengkel-bengkel mobil yang
ada di Indonesia. Selain itu, dalam mengembangkan SPBU, Shell juga menggunakan
system franchaise workshop seperti
jaringan Auto 2000.
V. CORE COMPETENSI SHELL
Keterintegrasian
Shell dalam usahanya mulai dari kegiatan hulu (upstream) sampai hilir (downstream)
membuat shell lebih berkembang dengan pesat. Pada kegiatan hulu Shell merupakan
perusahaan eksplorasi minyak mentah dan gas alam serta mulai bergerak pada
energy terbaharukan. Sedangkan pada kegiatan hilir Shell juga melakukan
kegiatan penjualan bahan bakar serta pelumas. Hal tersebut dapat dilihat dengan
beraninya Shell menmbuka SPBU di berbagai negara, di Indonesia sendriri Shell
telah membuka SPBU sejak tahun 2005 untuk wilayah Jabodetabek, namun kedepannya
Shell sudah melirik daerah-daerah lain di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan
dan Sulawesi.
VI. MARKET ANALISIS SHELL
Shell menyediakan bahan
bakar transportasi ke sekitar 10 juta pelanggan setiap hari melalui 44.000
stasiun layanannya di seluruh dunia. Shell
juga bekerja untuk memberikan pelumas bersih dan
bahan bakar lebih efisien. Produk dan Shell juga dirancang
untuk memenuhi kebutuhan bisnis - dari industri konstruksi untuk penerbangan,
bahan kimia serta
pendistribusian.
Shell
juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya kartu pembelian bahan bakar,
sehingga pelanggan akan merasa aman terhindar dari penipuan.
Segmentasi
pemasaran shell adalah masyarakat berpenghasilan menengah keatas. Namun
walaupun, segmentasi pasarnya klas ekonomi menengah keatas ternya penjulan
Shell tetap meningkat dibanding perusahaan lainnya. Peningkatan penjualan Shell disebabkan oleh
produk – produk yang ditawarkannya berkualitas baik, disamping itu Shell
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya sehingga produk – produk
shell tetap diminati dipasaran.
VII. PROSPEK SHELL
Seiiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar dunia, tentu akan menjadi sangat
penting bagi dunia usaha bidang energy memenuhi kebutuhan tersebut. Shell
memanfaatkan kesempatan ini dengan langsung melakukan bisnis pemasaran bahan
bakar dan pelumas terutama di Asia. Di Indonesia misalnya, Shell menjadi perusahaan swasta internasional
pertama yang terjun ke bisnis hilir migas dengan membuka stasiun pengisian
bahan bakar untuk umum atau SPBU pada tahun 2005. Shell melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat strategis
untuk investasi di sektor hilir migas. Dengan jumlah penduduk mencapai 220 juta
orang, Indonesia sangat menjanjikan. Shell berkomitmen untuk investasi jangka
panjang dengan membangun jaringan ritel bisnis BBM.
Dalam
mengembangkan SPBU-nya, Shell menerapkan tiga pilar strategi. Pertama, kualitas
yang menjamin bahwa BBM yang dijual adalah BBM kelas dunia. Kedua, kuantitas
yang menjamin bahwa uang yang dikeluarkan satu liter betul-betul akan diberikan
satu liter bensin. Ketiga, layanan yang menjamin pelayanan yang baik dari
petugas SPBU kepada para pelanggan. Soal layanan ini, Shell berusaha tampil
beda dari pemain lama. SPBU Shell menyediakan layanan membersihkan kaca depan
mobil dengan cuma-cuma, juga isi angin dan isi air untuk radiator kendaraan.
Selain itu, pompa untuk pengisian bensin pun prosesnya bisa lebih cepat meski
harus mengisi dalam jumlah banyak berkat teknologi yang telah dimiliki Shell.
Dengan
hal demikian diperkirakan akan tetap berkembang dan pangsa pasarnya akan
semakin terbuka luas dan seandainya Shell mampu menekan harga maka barabg tentu
produk Shell juga akan terjangkau oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Hal
tersebut telah dicoba oleh Shell misalnya dengan ikut dalam tender minyak
bersubsidi pada tahun 2009.
VIII. KESIMPULAN
Shell
sebagai perusahaan multinasional berkedudukan di Belanda yang bergerak dibidang sumber energy, mengalami
perkembangan pesat terutama di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Shell dalam menjalankan bisnsisnya telah melakukan
defrensiasi bisnis yaitu dari hulu samapi hilir, di hulu shell merupakan
perusahaan eksplorasi minyak bumi dan gas bumi, sedangkan di hilir shell
merupakan distributor bahan bakar dan sekaligus juga memasarkan bahan bakar dan
minyak pelumas.
2. Dalam
memasarkan produknya tertama bahan bakar dan pelumas, dalam hal harga shell
memang masih tergolong mahal namun kualitas produknya sangat baik.
3. Shell
tidak melakukan iklan besar-besaran di televisi untuk mempromosikan produknya
tapi lebih cenderung mempromosikan melalui kerjasama dengan club-club motor,
dll, karena shell berfikir promosi lansung dan rill lebih baik daripada iklan
di televisi yang akan mengeluarkan ongkos lebih besar.
4. Dalam mengembangkan
SPBU-nya, Shell menerapkan tiga pilar strategi. Pertama, kualitas yang menjamin
bahwa BBM yang dijual adalah BBM kelas dunia. Kedua, kuantitas yang menjamin
bahwa uang yang dikeluarkan satu liter betul-betul akan diberikan satu liter
bensin. Ketiga, layanan yang menjamin pelayanan yang baik dari petugas SPBU
kepada para pelanggan. Soal layanan ini, Shell berusaha tampil beda dari pemain
lama
Oleh : Al Hendri dan Yayat Sunarya